A. PENDAHULUAN
Sebagai makhluk hidup, manusia telah
diberi alat untuk mendengar oleh sang pencipta yaitu telinga. Setiap saat kamu
bisa mendengar orang berbicara, suara nyanyian, suara musik, dan sebagainya.
Tahukah kalian apa yang menyebabkan timbulnya bunyi tersebut? Apakah syarat
terjadinya bunyi? Bunyi itu dihasilkan dari suatu benda yang bergetar dam
merambat sebagai gelombang longitudinal, dimana getarannya dirambatkan melalui
suatu medium (gas, cair, dan padat) dalam bentuk rapatan dan renggangan. Semua
benda yang menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi sangat penting untuk
dipelajari karena melalui bunyilah kamu dapat menikmati musik yang indah atau
suara-suara merdu penyanyi.
Bunyi itu dihasilkan dari suatu benda yang bergetar dam
merambat sebagai gelombang longitudinal, dimana getarannya dirambatkan melalui
suatu medium (gas, cair, dan padat) dalam bentuk rapatan dan renggangan.
Mendeskripsikan sebuah bunyi bergantung pada ciri-ciri fisik gelombang bunyi tersebut.
Ciri-ciri fisik sebuah gelombang adalah amplitudo, frekuensi, dan panjang
gelombang. Ternyata ciri-ciri fisik gelombang bunyi menentukan ciri-ciri fisik
bunyi yang dapat kamu dengar. Dari berbagai peristiwa terjadinya bunyi dapat
diperoleh beberapa sifat bunyi, yaitu ditimbulkan oleh benda yang bergetar,
berbentuk gelombang longitudinal, dan dapat dipantulkan dengan memerlukan
medium untuk perambatannya.
Ketika seorang anak perempuan bersuara, bagaimanakah suara yang ditimbulkan oleh anak perempuan
itu bisa sampai ke telinga anak laki-laki? Ternyata suara yang ditimbulkan oleh anak perempuan
tersebut dapat didengarkan karena syarat syarat terjadinya bunyi.
C. PEMANFAATAN KONSEP
BUNYI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Resonansi
yaitu peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena
pengaruh getaran benda lain. Resonansi dapat terjadi jika frekuensi kedua benda
sama. Peristiwa resonansi dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain sebagai berikut.
a.
Telinga manusia
Kita
dapat mendengar bunyi karena adanya peristiwa resonansi pada telinga kita. Di
dalam telinga terdapat selaput gendang telinga. Selaput ini sangat tipis dan
mudah beresonansi dengan bunyi audiosonik.
b.
Alat musik
Alat
musik akustik seperti seruling, biola, drum, dan gitar memanfaatkan resonansi
agar diperoleh bunyi yang merdu. Alat musik tradisional, seperti gamelan juga
memanfaatkan peristiwa resonansi.
c.
Rongga mulut katak
Katak
dapat mengeluarkan bunyi yang sangat keras karena resonansi yang terjadi pada
rongga mulut katak. Rongga mulut katak dapat mengembang sedemikian rupa
sehingga menyerupai selaput tipis. Pada selaput tipis inilah terjadi peristiwa
resonansi.
Peristiwa resonansi ada juga yang
merugikan manusia karena menyebabkan kerusakan atau ketidaknyamanan. Oleh
karena itu, manusia berusaha untuk menghilangkan atau mencegahnya. Contohnya
resonansi yang merugikan antara lain resonansi pada mesin, resonansi pada
pesawat, dan resonansi pada mobil.
2.
Hukum
pemantulan bunyi
Orang tersebut berteriak di atas gedung diantara perumahan dan lapangan luas.
Tahukah kalian apakah yang terjadi? Bagaimana bunyi yang
dihasilkan? Ketika orang tersebut berteriak? Ternyata teriakan atau
bunyi tersebut akan terdengar pengulangannya. Kenapa? Karena bunyi tersebut
dipantulkan pada saat berteriak suara dari mulut dihantarkan oleh udara ke
perumahan atau pohon-pohon dekat lapangan dan dipantulkan ke telinga pendengar.
Pemantulan gelombang bunyi memenuhi Hukum
Pemantulan yang menyatakan sebagai berikut:
Hukum Pemantulan gelombang bunyi
1.
Bunyi datang,
garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang datar dan
ketiganya terletak pada satu titik.
2.
Sudut bunyi
datang sama dengan sudut bunyi pantul (r = i).
Pemantulan bunyi memiliki berbagai
manfaat, antara lain menentukan cepat rambat bunyi di udara dan melakukan
survei geofisika. Sedangkan pemantulan ultrasonik (bunyi dengan frekuensi
diatas 20 kHz) dapat dimanfaatkan, antara lain untuk kacamata tunanetra dan
pengukuran kedalaman laut. Mari kita bahas manfaat-manfaat pemantulan tersebut.
a.
Menentukan cepat rambat bunyi di udara
Pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan untuk menentukan cepat rambat
bunyi di udara, atau jika cepat rambat bunyi di udara diketahui dapat
menentukan jarak antara dua tempat.
a.
Survey geofisika
Suatu gempa bunyi atau ledakan dahsyat membangkitkan
gelombang-gelombang bunyi yang dapat menempuh perjalanan yang sangat jauh
melaalui bumi. Jika getaran-getaran ini dicatat oleh seismograf di berbagai
tempat di permukaan bumi, catatan-catatan ini dapat digunakan untuk mendeteksi,
menentukan lokasi, dan mengklasifikasi gangguan-gangguan atau untuk memberikan
informasi tentang struktur bumi. Pemantulan gelombang-gelombng bunyi ketika
melalui lapisan-lapisan batuan bumi dapat digunakan oleh ahli geofisika bersama
ahli geologi untuk mendeteksi lapisan-lapisan batuan yang mengandung
endapan-endapan minyak.
b.
Kacamata tunanetra
Prinsip pengiriman dan penerimaan pulsa ultrasonik pada
kelelawar dimanfaatkan pada kacamata tunanetra. Kacamata ini dilengkapi dengan
pengirim dan penerima pulsa listrik ultrasonik. Penerima akan menghasilkan suatu
bunyi tinggi atau rendah, bergantung pada apakah benda-benda yang memantulkan
pulsa berada dekat atau jauh dari si tunanetra.
c. Mengukur kedalaman laut
Kedalaman laut, bahkan lokasi kawasan ikan dibawah kapal,
dapat ditentukan dengan teknik pantulan pulsa elektronik. Pulsa ultrasonik dipancarkan oleh instrument yang
dinamakan fathometer. Ketika pulsa mengenai dasar laut atau kawanan ikan,
pulsa tersebut dipantulkan dan diterima oleh sebuah penerima. Dengan mengukur
selang waktu antara saat pulsa ultrasonik dipancarkan dan saat pulsa ultrasonik diterima, kita dapat menghitung
kedalaman laut.
Jika pulsa pancar memerlukan waktu lama untuk kembali ke
penerima, berarti lautnya dalam. Jika pulsa pancar memerlukan waktu singkat
untuk kembali ke penerima, berarti lautnya dangkal.
a.
Gaung
atau Kerdam
Kamu
mungkin pernah mengalami ketika berteriak, suara pantulnya berbeda sedikit
dengan suara aslinya. Peristiwa ini disebut kerdam atau gaung. Jadi, gaung atau
kerdam adalah bunyi pantul yang hanya terdengar sebagian bersamaan dengan bunyi
asli.
b. Gema
Jika
dinding pemantul sangat berjauhan, bunyi pantul akan terdengar beberapa saat
setelah bunyi asli. Kejadian ini disebut gema. Misalnya, jika kamu berteriak di
depan dinding tebing yang tinggi, suaramu seolah-olah ada yang mengikuti
setelah selesai diucapkan. Hal ini terjadi karena bunyi yang datang ke dinding
tebing dan bunyi yang dipantulkannya memerlukan waktu untuk merambat.
0 komentar:
Posting Komentar