USULAN PENELITIAN
MAHASISWA
Prototype Pendeteksi Kebakaran Berbasis Mikro Kontrol Sebagai Upaya Antisipasi Kebakaran di Lingkungan FMIPA Unesa
Tim Pengusul:
Silvia Sofyanita Titahsari (113184007)
Sofatul Marwah (113184002)
Zakiah Noptula R. (113184046)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Maret , 2013
ABSTRAK
Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat terutama
hal-hal yang dapat membantu pekerjaan manusia sehingga lebih mudah dan efisien.
Baik dalam hal
keamanan ataupun teknologi yang dapat membantu mendeteksi suatu keadaan yang
bisa menimbulkan bahaya, contohnya kebakaran. Berdasarkan kasus tersebut maka
diperlukan alat yang dapat mendeteksi kebakaran secara tepat dan akurat serta
otomatis dalam melakukan tindakan penyelamatan. Oleh karena itu, dirancanglah
alat pendeteksi kebakaran. Alarm kebakaran ini menggunakan sensor suhu (LM35)
sebagai pendeteksi temperature suhu, sensor asap Karbonmonoksida (MQ-7) sebagai
pendeteksi gas yang terkandung pada saat kebakaran, serta menggunakan mikro kontrol ATMEGA 16 sebagai
pengontrol dan pengatur informasi suhu. Alat ini juga dilengkapi LCD sebagai
tampilan informasi suhu dan kadar gas karbonmonoksida berdasarkan laporan dari
mikro kontrol.
Kata Kunci : Sensor suhu LM 35, Sensor asap Karbon Monoksida MQ-7, Mikro kontrol ATMEGA 16.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
FMIPA
(Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam) Universitas Negeri Surabaya
adalah salah satu fakultas yang berpotensi dalam bidang akademik seperti
penelitian dan pendidikan yang tinggi. Prestasi dan kreatifitas yang telah
diciptakan sudah tidak diragukan lagi seperti juara ON-MIPA, Olimpiade Sains Nasional
(OSN), dan karya ilmiah yang lolos dalam kompetisi. Namun, sekarang FMIPA
menjadi sorotan masyarakat karena pada tanggal 3 Desember 2011 dini hari
sekitar 01.30 WIB terjadi suatu peristiwa kebakaran yang menghanguskan salah
satu gedung penting di FMIPA yaitu gedung Dekanat yang digunakan sebagai pusat
administrasi dan Pusat Pengembangan Matematika dan Sains (PPMS). Kebakaran
tersebut mengakibatkan banyak kerugian yang harus ditanggung oleh pihak FMIPA
baik dari financial, administrasi, dan dampak untuk lingkungan dimana dalam
gedung tersebut terdapat arsip-arsip dokumen kemahasiswaan, data
penelitian-penelitian, dan buku-buku yang sangat penting.
Potensi
terjadinya kebakaran diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adanya hubungan
arus pendek (konsleting) yang terjadi pada instalasi listrik di gedung
tersebut. Hubungan arus pendek ini diakibatkan oleh pemasangan instalasi yang
tidak tepat dan perlengkapan listrik yang tidak terstandarisasi. Apabila
instalasi listrik tidak tepat, misalnya pembagian arus dengan menggunakan stop
kontak melebihi batas, maka akan menyebabkan kabel pada stop kontak menjadi
panas. Jika panas tersebut terjadi dalam waktu yang relatif lama, maka akan
menyebabkan melelehnya terminal utama dan akhirnya secara pelan-pelan akan
terjadi hubung singkat. Dari panas tersebut muncullah api yang akan merambat
disepanjang kabel sehingga apabila isolator tidak mampu menahan panas, maka
akan terjadi kebakaran. Hal inilah yang menjadi penyebab utama terjadinya kebakaran
di FMIPA yang telah menghanguskan gedung dekanat.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dibutuhkan
sebuah alat pendeteksi
kebakaran. Alat pendeteksi kebakaran ini diperlukan sebagai alat yang secara
khusus didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, sehingga
dapat memberikan peringatan dini. Dengan
demikian diharapkan gejala tersebut dapat ditindaklanjuti secara otomatis
maupun manual sehingga kejadian yang sama tidak terulang kembali.
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu masih belum adanya suatu alat pendeteksi kebakaran pada gedung-gedung di
lingkungan FMIPA Unesa. Dengan menggunakan bantuan alat pendeteksi kebakaran ini diharapkan peristiwa
kebakaran tidak terulang kembali karena gejala kebakaran dapat dideteksi sedini
mungkin.
Hal ini tentunya merupakan langkah
konkret agar lingkungan kita khususnya
FMIPA dapat terhindar dari bencana kebakaran.
C. Tujuan Program
Dengan mengetahui perkembangan IPTEK di era globalisasi ini, maka kami mendapatkan suatu umpan balik dari apa
yang terjadi di lingkungan FMIPA Unesa bahwa diperlukan suatu alat yang mampu mendeteksi gejala kebakaran. Tujuan yang ingin dicapai dari program yang akan kami laksanakan yaitu terbuatnya suatu alat detektor kebakaran berbasis mikro kontrol pada gedung-gedung
di lingkungan FMIPA Unesa.
Diharapkan dengan adanya alat ini, peristiwa kebakaran
dapat diantisipasi sedini mungkin sebelum menimbulkan efek yang besar. Sehingga peristiwa kebakaran serupa (kebakaran
gedung dekanat FMIPA) tidak terulang kembali. Prototype detektor kebakaran yang
akan kami kembangkan ini menggunakan sensor suhu dan sensor asap. Sensor suhu
digunakan untuk mengidentifikasi kenaikan suhu yang terjadi akibat adanya gejala
kebakaran. Sedangkan asap yang dideteksi yaitu gas Karbon Monoksida (CO) yang
dihasilkan karena adanya pembakaran tidak sempurna yang disebabkan karena dalam
gedung terdapat banyak material berbeda-beda yang turut terbakar ketika api
merambat sehingga perpindahan kalor terjadi tidak merata.
D. Luaran Yang Diharapkan
Kami berharap bahwa detektor kebakaran
berbasis mikro kontrol
ini dapat membantu dalam mendeteksi
peristiwa kebakaran melalui sensor suhu dan asap. Dengan demikian, luaran yang kami harapkan yakni terciptanya
alat pendeteksi kebakaran dengan berbasis mikro kontrol untuk menciptakan
sistem alarm keamanan terhadap kebakaran.
E.
Kegunaan
Program
Program
kegiatan ini didesain untuk meneliti serta membuat detektor kebakaran otomatis
berbasis mikro kontrol yang lebih efisien dan efektif dalam penggunaaanya dengan dilengkapi
sensor suhu dan asap.
Nilai tambah dari penelitian dan hasil
produk ini bila ditinjau dari segi IPTEK antara lain:
1.
Meneliti untuk mendapatkan perlengkapan pembuatan alat pendeteksi kebakaran
yang lebih sensitif dan dapat diandalkan.
2.
Dari segi
pendidikan mampu untuk mengefektifkan dan mengefisienkan materi pembelajaran
mikro kontrol.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Mikro Kontrol
Mikro kontrol adalah sebuah one chip solusion pada dasarnya
rangkaian terintegrasi (integrated circuit-ic) yang secara lengkap
sebagai komponen pembentuk sebuah computer. Seperti umumnya komputer, mikro kontrol adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi
yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu
sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang
programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang
panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang
diinginkan oleh programmer.
AVR merupakan seri
mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel,berbasis arsitektur RISC (Reduced
Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus
clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel
dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART,
programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR
juga mempunyai InSystem Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program
untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16.
ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem
untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses (Anggraini, Dian. 2010).
B.
Sensor
Suhu
Sensor suhu merupakan sensor yang
mendeteksi adanya perubahan temperatur di sekitar lingkungan. Apabila terdapat
tanda-tanda terjadinya kebakaran yaitu dengan naiknya suhu sekitar lebih dari
ambang batas maka sensor suhu akan merespon hal tersebut.
Salah satu sensor suhu yang terdapat di
pasaran adalah sensor suhu LM35. LM35 adalah sensor suhu yang yang berfungsi
untuk mengkonversi besaran panas yang ditangkap menjadi besaran tegangan yang
memiliki koefisien sebesar 10 mV / oC. Hal tersebut berarti bahwa kenaikan
suhu 1oC maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. Jenis
sensor suhu ini dikemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output
tegangan keluaran sangat linear berpadanan dengan perubahan suhu.
IC LM35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian
atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya kurang lebih sampai seperempat
derajat celcius pada temperatur ruangan atau suhu kamar. Selain memiliki
keakuratan yang tinggi, LM35 juga mempunyai impedansi yang rendah dan
linieritas yang tinggi. Sensor ini sangat sederhana dengan hanya memiliki 3
kaki. Kaki pertama IC LM35 dihubung ke sumber daya, kaki kedua sebagai
output dan kaki ketiga dihubung ke ground. Adapun gambar dan karakteristik dari
IC LM35 adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Karakteristik IC LM35
1. Dapat
dikalibrasi langsung ke dalam besaran Celcius.
2. Faktor
skala linier + 10mV/ °C.
3. Tingkat
akurasi 0,5°C. saat suhu kamar (25°C).
4. Jangkauan
suhu antara -55°C sampai 150°C.
5. Bekerja
pada tegangan 4 volt hingga 30 volt.
6. Arus
kerja kurang dari 60µA.
7. Impedansi
keluaran rendah 0,1Ω untuk beban 1 mA.
Tegangan
ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt.
Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat
dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan
antar muka (interface) rangkaian kontrol yang sangat mudah.
C.
Sensor
Asap (Gas Karbon Monoksida)
Sensor asap berfungsi untuk mendeteksi gas KarbonMonoksida (CO). Apabila
terdapat asap yang mengandung gas CO, sensor ini akan bekerja bergantung pada
besar konsentrasi CO yang terprogram pada sensor. Sensor asap merupakan jenis sensor
yang mengubah energi gas menjadi energi listrik yang berupa pulsa-pulsa yang
akan diolah mikrokontroler. Jenis sensor asap yang akan digunakan yakni MQ 7.
Sensor ini mendeteksi gas CO dengan metode suhu siklus tinggi dan rendah, dan
mendeteksi CO saat suhu rendah
(dipanaskan 5.0 V). sensor MQ-7 memiliki sensitifitas terhadap gas CO. sensor
ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi gas yang mengandung C. sensor ini
memiliki beberapa kelebihan yakni kepekaan yang baik terhadap gas mudah
terbakar dengan cakupan yang luas, tahan lama, dan biaya rendah serta memiliki
sirkuit drive sederhana.
D.
Light Dependent Dioda (LED)
LED adalah
singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan
emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga
sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang
sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih
efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis
doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
E.
LCD
Salah satu output yang dihasilkan adalah tampilan LCD
yang menampilkan data yang telah diolah
di mikrokontroler menuju LCD, diperlukan adanya buffer seperi pada input tombol Emergency, dengan
jenis yang sama pula yakni menggunakan IC. Buffer ini disambungkan dengan port
ATmega16, terdapat 8 port. Port input 0-7 pada buffer disambung dengan port
PC0-PC7 pada ATmega16. Kemudian Port output dari buffer harus disambungkan ke
LCD melalui port DB4-DB7. Sinyal input dari ATmega16 masuk melalui buffer
terlebih dahulu. Setelah masuk ke buffer baru sinyal tadi dapat masuk ke LCD
sehingga LCD dapat menampilkan informasi yang dikehendaki.
F.
Buzzer
Buzzer adalah suatu alat yang
dapat mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Pada umumnya buzzer digunakan
untuk alarm, karena penggunaannya cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan
input maka buzzer akan mengeluarkan bunyi. Frekuensi suara yang di keluarkan
oleh buzzer yaitu antara 1-5 KHz ( Albert
Paul, Prinsip-prinsip Elektronika, 1989 hal: 134).
Pada
dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga
terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan
tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan
tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan
akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar
yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa
proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Proses penelitian dan pembuatan alat meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
Metode dalam pelaksanaan
program di atas didasarkan atas
rancangan pelaksanaan pengembangan dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut
:
1. Tahapan pelaksanaan rancangan peralatan mikro kontrol sensor suhu dan asap
2. Tahapan
pelaksanaan implementasi hasil rancangan peralatan mikro kontrol sebagai alat detektor kebakaran.
Tahapan
pelaksanaan rancangan peralatan mikro kontrol sebagai detektor kebakaran dalam skala model yang terdiri dari:
1. Tahapan data metode
2. Tahapan pengambilan data karekteristik
3. Tahapan perancangan mikro kontrol sebagai alat pendeteksi
kebakaran berupa:
a. Spesikasi alat yang diinginkan.
b.
Desain rancangan alat sesuai pada lampiran.
c. Kebutuhan komponen untuk proses manufaktur
alat.
4. Tahapan proses pembuatan alat mikro kontrol suhu dan asap
5. Setelah didapatkan peralatan mikro kontrol hasil dari pelaksanaan program maka untuk selanjutnya
merupakan tahapan implementasi dari hasil rancangan
peralatan mikro kontrol sensor suhu dan asap untuk mengetahui peak
performance alat apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
6. Tahapan revisi dan evaluasi hasil uji coba
alat sebanyak dua tahapan.
7. Pengumpulan data dan teknik analisis data
dengan metode deskriptif kualitatif.
BAB IV
JADWAL PENELITIAN
Tabel 1. Jadwal kegiatan program
No.
|
Nama Kegiatan
|
Bulan ke-
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
|
Pengambilan data
suhu dan asap khususnya gas Karbon
Monoksida (CO)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Uji
lapangan untuk mendapatkan karakteristik mikrokontroler
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Perancangan
mikrokontrol identifikasi komponen yang dibutuhkan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Proses pembuatan mikrokontrol
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Implementasi
alat dengan melakukan trial untuk mendapatkan peakperformance alat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Tahapan revisi dan evaluasi hasil uji coba alat
sebanyak dua tahapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Pengumpulan
data dan hasil penelitian dianalisa dengan metode deskriptif kualitatif
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Penyusunan
laporan penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
Seminar
hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Richard Barnett, Larry O’Cull,
and Sarah Cox. 2007. Embedded C
Programming and the Atmel AVR. Canada: Thomson Delmar Learning.
Anggraini, Dian. 2010. Aplikasi Mikrokontroler Atmega16 Sebagai Pengontrol Sistem Emergency
Dan Lampu Jalan Yang Dilengkapi Dengan Sensor Cahaya (Ldr) Pada Miniatur
Kompleks Perumahan Modern.
http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx diakses tanggal 13 Maret 2013 jam 15:43WIB.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pembakaran-sempurna-dan-tidak-sempurna/ diakses tanggal 13 Maret 2013 jam 15:43WIB.
Lampiran 1
Susunan
Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No
|
Nama/NIM
|
Jabatan
dalam Tim
|
Alokasi
waktu
(jam/minggu)
|
Uraian
Tugas
|
1
|
Silvia Sofyanita Titahsari
|
Ketua
|
28
|
Divisi perangkat lunak
(mengoperasikan perangkat lunak yang mengatur sensor
suhu dan asap)
|
2
|
Sofatul Marwah
|
Anggota
1
|
20
|
Divis hardware elektronik
(merakit sistem rangkaian elektronik)
|
3
|
Zakiah Noptula
Rozanah
|
Anggota
2
|
20
|
Divisi mekanik (merakit mekanik
detektor kebakaran)
|
Lampiran 2 Biodata
Tim Peneliti
BIODATA KETUA PENELITI
a.
Identitas
Diri
1
|
|
Silvia Sofyanita Titahsari
|
|
2
|
NIM
|
113184007
|
|
3
|
|
Sidoarjo, 10 Februari 1994
|
|
4
|
|
Desa Tanjek
Wagir RT 19 RW 10, Kec.Krembung,
Sidoarjo
|
|
5
|
Nomor Rumah/Faks
|
-
|
|
5
|
|
Gedung C-8, kampus UNESA ketintang
|
|
6
|
Nomor Fakultas /faks
|
0818321007
|
|
7
|
|
085731853517
|
|
8
|
|
Silviasofyanita77@gmail.com
|
b.
Riwayat
Pendidikan
|
|
||
Nama
Perguruan Tinggi
|
Universitas
Negeri Surabaya
|
||
Fakultas
|
FMIPA
|
||
Jurusan
|
Fisika
|
||
Bidang Ilmu
|
Fisika
|
||
Tahun masuk
|
2011
|
c.
Pengalaman Kegiatan
(Organisasi Kemahasiswaan)
No
|
Tahun
|
Kegiatan
|
Waktu
|
|
Tempat
|
Penyelenggara
|
|||
1
|
2012-Sekarang
|
Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa (UKIM)
|
Gedung H3
Joglo Ilmiah UKIM Unesa
|
Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa (UKIM) Unesa
|
d.
Penghargaan
yang pernah diraih
No.
|
Jenis
Penghargaan
|
Institusi
Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
|
|
|
|
Semua data yang saya
isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Mahasiswa.
Surabaya, 14 Maret 2013
Pengusul
(Silvia Sofyanita)
BIODATA ANGGOTA PENELITI
a.
Identitas
Diri
1
|
|
Sofatul Marwah
|
|
2
|
NIM
|
113184002
|
|
3
|
|
Sampang, 01 Januari 1993
|
|
4
|
|
Jl.Jokotole 37
Omben-Sampang
|
|
5
|
Nomor
Rumah/Faks
|
03181900287
|
|
5
|
|
Gedung C-8,
kampus UNESA ketintang
|
|
6
|
Nomor
Fakultas /faks
|
0818321007
|
|
7
|
|
085730803029
|
|
8
|
|
al_shofa@yahoo.com
|
b.
Riwayat
Pendidikan
|
|
||
Nama Perguruan Tinggi
|
Universitas Negeri Surabaya
|
||
Fakultas
|
FMIPA
|
||
Jurusan
|
Fisika
|
||
Bidang Ilmu
|
Fisika
|
||
Tahun
masuk
|
2011
|
c.
Pengalaman Kegiatan
(Organisasi Kemahasiswaan
No
|
Tahun
|
Kegiatan
|
Waktu
|
|
Tempat
|
Penyelenggara
|
|||
1
|
|
|
|
|
d.
Penghargaan
yang pernah diraih
No.
|
Jenis
Penghargaan
|
Institusi
Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
1
|
|
|
|
Semua data yang saya
isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Mahasiswa.
Surabaya, 15 Maret 2013
Pengusul
(Sofatul Marwah)
BIODATA ANGGOTA PENELITI
a.
Identitas
Diri
1
|
|
Zakiah Noptula Rozanah
|
|
2
|
NIM
|
113184046
|
|
3
|
|
Mojokerto, 5 November 1994
|
|
4
|
|
Wismokerto Bendungan-Kraton,
Pasuruan
|
|
5
|
Nomor
Rumah/Faks
|
-
|
|
5
|
|
Gedung C-8,
kampus UNESA ketintang
|
|
6
|
Nomor
Fakultas /faks
|
0818321007
|
|
7
|
|
089678666029
|
|
8
|
|
zakiahnoro@gmail.com
|
b.
Riwayat
Pendidikan
|
|
||
Nama Perguruan Tinggi
|
Universitas Negeri Surabaya
|
||
Fakultas
|
FMIPA
|
||
Jurusan
|
Fisika
|
||
Bidang Ilmu
|
Fisika
|
||
Tahun
masuk
|
2011
|
c.
Pengalaman Kegiatan
(Organisasi Kemahasiswaan
No
|
Tahun
|
Kegiatan
|
Waktu
|
|
Tempat
|
Penyelenggara
|
|||
|
|
|
|
|
d.
Penghargaan
yang pernah diraih
No.
|
Jenis
Penghargaan
|
Institusi
Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
|
|
|
|
Semua data yang saya
isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Mahasiswa.
Surabaya, 11 Maret 2013
Pengusul
(Zakiah Noptula Rozanah )
Lampiran 3. Desain Detektor Kebakaran
0 komentar:
Posting Komentar