Prototype Detektor Cuaca Ramah Lingkungan sebagai Upaya Peringatan Dini Untuk Menghadapi Cuaca Ekstrim

| Sabtu, 21 Desember 2013
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM


Prototype Detektor Cuaca Ramah Lingkungan sebagai Upaya Peringatan Dini Untuk Menghadapi Cuaca Ekstrim


BIDANG KEGIATAN:
PKM-KC



Diusulkan oleh:

Sofatul Marwah      
113184002
2011
Muhammad Avi Hanani
113184018
2011
Prasetyo Utomo
123184214
2012


ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis dan memiliki berbagai macam pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur dan terdapat banyak selat dan teluk yang menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca. Perubahan cuaca yang sering terjadi secara tidak menentu menyebabkan kekhawatiran manusia akan terjadinya bencana alam yang bisa terjadi tiba-tiba akibat cuaca tidak menentu yang terkadang bisa dikategorikan sebagai cuaca ekstrim. Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat terutama hal-hal yang dapat membantu pekerjaan manusia sehingga lebih mudah dan efisien. Baik dalam hal keamanan ataupun teknologi yang dapat membantu mendeteksi suatu keadaan yang bisa menimbulkan bahaya, contohnya terjadinya cuaca ekstrim. Berdasarkan kasus tersebut maka diperlukan alat yang dapat mendeteksi cuaca ekstrim secara tepat dan akurat serta otomatis dalam melakukan tindakan penyelamatan. Oleh karena itu, dirancanglah alat pendeteksi cuaca ekstrim yang ramah lingkungan sebagai upaya peringatan dini dalam mencegah terjadinya cuaca ekstrim. Detektor cuaca ini menggunakan sensor suhu (LM35) sebagai pendeteksi temperatur, sensor kelembaban udara sebagai pendeteksi kelembaban udara di suatu daerah, dan sensor kecepatan angin sebagai pengukur kecepatan angin yang dilengkapi TLP – RLP sebagai pemancar dan penerima data dengan menggunakan mikro kontrol ATMEGA 16 sebagai pengontrol dan pengatur informasi suhu dimana dengan komponen tersebut, alat detektor cuaca ini dapat mendeteksi terjadinya cuaca ekstrim yang bisa membahayakan bagi manusia.

Kata Kunci : Cuaca Ekstrim, Sensor suhu LM 35, Sensor kelembaban udara, Sensor kecepatan angin (rotary encoder), Mikro kontrol ATMEGA 16, TLP-RLP.



A.      JUDUL
Prototype Detektor Cuaca Ramah Lingkungan sebagai Upaya Peringatan Dini Untuk Menghadapi Cuaca Ekstrim

B.     LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang berada pada posisi strategis yang terletak di daerah tropis yaitu diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, dan dilalui garis katulistiwa. Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur dan terdapat banyak selat dan teluk yang menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca.
Cuaca adalah keadaan atau fenomena fisik dari atmosfer yang berhubungan dengan suhu, tekanan udara, angin, kelembaban udara, awan, radiasi, jarak pandang/visibility, dsb di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Kondisi cuaca di wilayah Indonesia banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin. Semakin tinggi suatu wilayah, maka semakin rendah temperatur udaranya. Sedangkan  semakin dekat suatu tempat dari pantai, maka semakin tinggi suhu udaranya. Kelembaban udara adalah kandungan uap air yang ada dalam udara dan berpengaruh terhadap pembentukan awan yang akan menyebabkan turunnya hujan. Semakin tinggi kelembaban udara, maka awan yang terbentuk akan semakin banyak dan kemungkinan akan turun hujan akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya kelembaban udara dipengaruhi oleh suhu dan intensitas cahaya matahari. Sedangkan kecepatan angin dipengaruhi besar kecilnya perbedaan tekanan di suatu wilayah atau daerah. Jika perbedaan tekanan itu sangat besar, maka aliran angin akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya.
Cuaca Ekstrim adalah keadaan fisis atmosfer di suatu tempat, pada waktu tertentu dan berskala jangka pendek dan bersifat ekstrim. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengkategorikan cuaca termasuk ekstrim apabila suhu udara permukaan ≥ 35° C, kecepatan angin ≥ 25 knots, dan curah hujan dalam satu hari ≥ 50 mm. Cuaca ekstrim ini dapat membahayakan manusia.
Wilayah Indonesia ini terbagi dalam beberapa provinsi dan pulau-pulau, dimana setiap daerah memiliki kondisi cuaca yang berbeda, misalnya saat ini di provinsi Jawa Timur khususnya kota Surabaya mengalami cuaca yang sangat cerah dan panas, sedangkan di kota Malang mengalami cuaca mendung dan hujan. Pergantian cuaca yang tidak menentu ini menyebabkan kekhawatiran pada masyarakat akan terjadinya bencana alam atau peristiwa yang tidak diinginkan. Sehingga dilihat dari kondisi tersebut menyebabkan setiap orang harus memiliki kewaspadaan diri terhadap akibat cuaca ekstrim yang bisa membahayakan manusia. Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dibutuhkan sebuah alat  pendeteksi cuaca. Alat pendeteksi cuaca ini diperlukan sebagai alat yang secara khusus didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala cuaca ekstrim yang dapat membahayakan manusia, sehingga dapat  memberikan peringatan dini untuk antisipasi bencana alam akibat cuaca ekstrim. Selain itu, untuk masyarakat luar yang akan berkunjung ke suatu daerah tertentu dapat melakukan persiapan yang lebih, baik fisik maupun peralatan lainnya, jika suatu saat terjadi cuaca ekstrim pada daerah yang akan mereka kunjungi. Dengan demikian diharapkan gejala tersebut dapat ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual sehingga kejadian yang tidak diinginkan dapat diantisipasi.

C.      RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu keadaan cuaca yang tidak menentu karena beberapa faktor misalnya suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin yang terjadi di atmosfer yang dapat menyebabkan cuaca ekstrim, sehingga dibutuhkan alat ramah lingkungan yang dapat mendeteksi cuaca ekstrim. Dengan menggunakan bantuan alat pendeteksi cuaca ini diharapkan peristiwa atau bencana alam akibat cuaca ekstrim dapat diantisipasi karena gejala cuaca ekstrim dapat dideteksi sedini mungkin. Hal ini tentunya merupakan langkah konkret agar masyarakat di suatu daerah aman dari peristiwa yang tidak diinginkan, misalnya banjir, longsor, dan keadaan cuaca yang sangat panas yang dapat membahayakan manusia.
D.      TUJUAN PROGRAM
Dengan mengetahui perkembangan IPTEK di era globalisasi ini, maka dibutuhkan suatu alat yang ramah lingkungan yang mampu mendeteksi gejala cuaca ekstrim yang diakibatkan oleh pergantian cuaca yang tidak menentu. Tujuan yang ingin dicapai dari program yang akan kami laksanakan yaitu terbuatnya  suatu alat bantu manusia yaitu detektor cuaca ramah lingkungan dalam mendeteksi dan memberikan peringatan dini terhadap terjadinya cuaca ekstrim yang sering terjadi secara tiba-tiba. Diharapkan dengan adanya alat ini, peristiwa akibat cuaca ekstrim dapat diantisipasi sedini mungkin sebelum menimbulkan efek yang  besar. Prototype detektor cuaca yang akan kami kembangkan ini menggunakan sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin dilengkapi dengan TLP – RLP yang ramah lingkungan dimana dengan sensor tersebut dapat mendeteksi terjadinya cuaca ekstrim. Sehingga ketika terjadi cuaca ekstrim, manusia sudah mendapatkan peringatan dini untuk siap siaga dan waspada serta mempersiapkan diri dan peralatan sebagai antisipasi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan akibat cuaca ekstrim.

E.       LUARAN YANG DIHARAPKAN
Secara umum hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya alat bantu manusia atau prototype detektor cuaca yang ramah lingkungan yang dapat membantu dalam mendeteksi peristiwa cuaca ekstrim melalui sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin dilengkapi dengan TLP - RLP. Dengan demikian, luaran yang kami harapkan yakni terciptanya alat pendeteksi cuaca ramah lingkungan untuk menciptakan sistem alarm keamanan terhadap terjadinya cuaca ekstrim.

F.       KEGUNAAN PROGRAM
Program kegiatan ini didesain untuk meneliti serta membuat detektor cuaca ramah lingkungan dengan menggunakan sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin dan dilengkapi TLP – RLP yang lebih efisien dan efektif dalam penggunaaanya yaitu untuk mendeteksi terjadinya cuaca ekstrim yang sering terjadi secara tiba-tiba sehingga memberikan peringatan dini kepada manusia akan terjadinya bencana alam yang tidak diinginkan. Nilai tambah dari penelitian dan hasil produk ini bila ditinjau dari segi IPTEK antara lain:
  1. Meneliti untuk mendapatkan perlengkapan pembuatan alat pendeteksi cuaca yang lebih sensitif, dapat diandalkan, dan ramah lingkungan
  2. Rancangan rangkaian yang bisa mendeteksi tingkatan suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin sebagai gejala terjadinya cuaca ekstrim
  3. Memberikan peringatan dini kepada manusia agar waspada dengan datangnya bencana alam akibat terjadinya cuaca ekstrim.

G.      TINJAUAN PUSTAKA
1.         Micro Control
Mikrokontrol adalah sebuah one chip solusion pada dasarnya rangkaian terintegrasi (integrated circuit-ic) yang secara lengkap sebagai komponen pembentuk sebuah computer yang menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.
AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai InSystem Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses (Anggraini, Dian. 2010).
2.    Sensor Suhu
Sensor suhu merupakan sensor yang mendeteksi adanya perubahan temperatur di sekitar lingkungan. Apabila terdapat tanda-tanda terjadinya cuaca ekstrim yaitu terjadinya kenaikan suhu sekitar lebih dari ambang batas, maka sensor suhu akan merespon hal tersebut. Salah satu sensor suhu yang terdapat di pasaran adalah sensor suhu LM35, dimana output tegangan keluaran sangat linear berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV dan memiliki ketetapan 0,5°C pada suhu 25°C. Jangkauan sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C yang bekerja pada tegangan catu daya 4 sampai 30Volt. IC LM35 penggunaannya sangat mudah dan dapat difungsikan sebagai kontrol dari indikator tampilan catu daya terbelah. IC LM35 dapat dialiri arus 60 mA dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0°C di dalam suhu ruangan dan ketidak linearannya hanya sekitar ±¼°C serta memiliki impedansi keluaran yang kecil yaitu 0,1 watt untuk beban 1 mA. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian kontrol yang sangat mudah.
3.      Sensor Kelembaban Udara
Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah yang disebabkan oleh adanya uap air. Salah satu jenis sensor kelembaban udara adalah DT-SENSE Humidity Sensor, yaitu sebuah sistem sensor cerdas berbasis modul sensor HH10D yang dapat mengukur besarnya kelembaban nisbi udara di sekitar sensor. Modul sensor cerdas ini memiliki keluaran data digital yang telah terkalibrasi penuh sehingga dapat langsung digunakan tanpa perhitungan tambahan. Spesifikasi  DT-SENSE Humidity Sensor adalah berbasis mikrokontroler dan modul sensor HH10D, range pengukuran kelembaban 1 - 99 % RH, akurasi pengukuran kelembaban ± 3 % RH, resolusi pengukuran kelembaban ± 0,1 % RH, jalur I/O kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS, memiliki antarmuka UART TTL (baud rate 38400 bps) dan I2C (bit rate maksimum 50 kHz), 8 buah DT-SENSE Humidity Sensor dapat bekerja pada 1 jalur komunikasi I2C, pembacaan data pengukuran membutuhkan waktu 2 mili detik (maksimum) dan membutuhkan catu daya DC 4,8 - 5,4 Volt.
4.      Sensor Kecepatan Angin
Rotary encoder adalah peralatan elektro-mekanik yang menggunakan sensor optik yang menghasilkan rentetan pulsa-pulsa yang dapat diubah kedalam suatu gerakan, posisi, atau arah. Prinsip kerja dari sensor ini yaitu dengan menghubungkan poros (shaft) pada sebuah piringan sensor yang terdiri dari beberapa jalur (track) berupa lingkaran-lingkaran yang konsentris dan setiap jalur di hubungkan dengan sebuah sumber cahaya dan detektor cahaya. Sumber cahaya ini berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi cahaya yang akan mengkonduksikan detektor cahaya jika mengenai bagian yang transparan dari piringan tersebut. Sehingga, keluaran dari detektor cahaya akan berlogika rendah. Detektor cahaya ini untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Sehingga, masing-masing jalur (track) dapat diketahui MSB (Most Significant Bit) dan LSB (low Significant Bit) pada outputnya yang berupa bilangan biner yang menyusun sebuah sandi BCD. Keluaran dari masing-masing detektor cahaya akan dikontrol dengan NPN open collector dengan beban sebesar 10KΩ. Transistor ini berfungsi sebagai saklar dan untuk menguatkan tegangan supaya keluaran dari sensor ini dapat genap +5 V dan 0 V, hal ini dikarenakan keluaran dari detektor cahaya tidak genap +5 V atau 0 V tapi sekitar +2,7 V untuk logika tinggi dan sekitar +1,6 V untuk logika rendah. Jadi keluaran dari transistor akan berlogika tinggi ( + 5 V) jika masukan berlogika rendah dan begitupun sebaliknya. Sensor ini mempunyai keluaran 11 bit yang dihubungkan ke mikrokontroler dimana 8 bit LSB masuk melalui port 0 dan 3 bit MSB masuk melalui port 2.0-2.2. Rotary encoder mempunyai ketelitian  sampai 0,5 derajat, hal ini disebabkan karena sensor ini mempunyai pulse/1 putaran sebesar 720 division.
  1. TLP dan RLP
TLP433.92A (Pemancar) dan RLP433.92A (Penerima) merupakan alat untuk komunikasi data secara wireless menggunakan media gelombang radio. Biasanya kedua modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler atau peralatan digital yang lainnya. Masukan data untuk modul TLP adalah serial dengan level TTL (Transistor-transistor Logic). Jangkauan komunikasi maksimum dari pasangan modul RF ini adalah 100 meter tanpa halangan dan 30 meter di dalam gedung. Ukuran ini dapat dipengaruhi oleh faktor antena, kebisingan, dan tegangan kerja dari pemancar. Modul TLP433 (pemancar) ini menggunakan modulasi ASK (Amplitudor Shift keying) dengan frekuensi kerja adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk mengirimkan data secara serial ke modul penerima RLP433. Modul RLP433 (penerima) ini sama halnya dengan modul TLP yang menggunakan modulasi ASK (Amplifier Shift Keying) dengan frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk menerima data yang dikirim secara serial dari modul pemancar TLP43.

H.      METODE PENELITIAN
Metode dalam pelaksanaan program di atas didasarkan atas rancangan pelaksanaan pengembangan dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut :
1. Tahapan pelaksanaan rancangan peralatan mikrokontrol sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin yang dilengkapi TLP – RLP
2. Tahapan pelaksanaan implementasi hasil rancangan peralatan mikrokontrol sebagai alat detektor cuaca ekstrim
Tahapan pelaksanaan rancangan peralatan mikrokontrol sebagai detektor cuaca ekstrim dalam skala model yang terdiri dari:
1. Tahapan data metode
2. Tahapan pengambilan data karekteristik
3. Tahapan perancangan mikrokontrol sebagai alat pendeteksi cuaca ekstrim berupa:
a.       Spesikasi alat yang diinginkan.
b.      Desain rancangan alat sesuai pada lampiran.
c.       Kebutuhan komponen untuk proses manufaktur alat.
4. Tahapan proses pembuatan alat mikrokontrol suhu, kelembabn udara, dan kecepatan angin
5. Setelah didapatkan peralatan mikrokontrol hasil dari pelaksanaan program maka untuk selanjutnya merupakan tahapan implementasi dari hasil rancangan peralatan mikro kontrol sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin untuk mengetahui peak performance alat apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
6. Tahapan revisi dan evaluasi hasil uji coba alat sebanyak dua tahapan.
7. Pengumpulan data dan teknik analisis data dengan metode deskriptif kualitatif.

I.    JADWAL KEGIATROGRAM
Kegiatan ini direncanakan selesai dalam waktu 5 bulan seperti diuraikan dalam tabel 1 di bawah ini.
Tabel 2. Rencana Alokasi Waktu Kegiatan
No
Kegiatan
Bulan ke
1
2
3
4
5
1
Perencanaan teknis
x




2
Pengadaan alat dan bahan

x



3
Penelitian, uji coba, konsultasi serta perbaikan berkala

x
x
x

4
pembuatan alat

x
x
x

5
Demonstrasi alat jadi




x
6
Pembuatan laporan




x

J.      DAFTAR PUSTAKA
Richard Barnett, Larry O’Cull, and Sarah Cox. 2007. Embedded C Programming and the Atmel AVR. Canada: Thomson Delmar Learning.
Anggraini, Dian. 2010. Aplikasi Mikrokontroler Atmega16 Sebagai Pengontrol Sistem Emergency Dan Lampu Jalan Yang Dilengkapi Dengan Sensor Cahaya (Ldr) Pada Miniatur Kompleks Perumahan Modern.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35027/3/Chapter%20II.pdf diakses tanggal 23 Oktober 2013 jam 20:15 WIB.
http://jurnalsain-unand.com/FilesJurnal/7891061629%20Wirdaliza.pdf diakses tanggal 24 Oktober 2013 jam 19:10 WIB.
http://telinks.wordpress.com/tag/modul-sensor-suhu-dan-kelembaban/ diakses tanggal 25 Oktober 2013 jam 20:20 WIB.
http://eprints.undip.ac.id/25737/1/Makalah.pdf diakses tanggal 26 jam 22:30 WIB



Lampiran 1
Biodata Ketua Dan Anggota
1.   Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama lengkap                   : Sofatul Marwah       
NIM                                  : 113184002
Tempat/tanggal lahir         : Sampang, 01 Januari 1993
Jenis kelamin                     : Perempuan
Fakultas/program studi     : FMIPA / S1 Pendidikan Fisika
Alamat rumah                    : Jl.Jokotole 37 Omben RT 001/RW 001, Kec. Omben Kab. Sampang
No. HP/Telp                      : 085730803029
Perguruan Tinggi               : Universitas Negeri Surabaya
Waktu untuk kegiatan       : 5 bulan
Riwayat pendidikan
1999 – 2005                       : SDN Omben 1
2005 – 2008                       : SMPN 1 Sampang
2008 – 2011                       : SMAN 1 Sampang
2011 – Sekarang                : Universitas Negeri Surabaya
Pengalaman Organisasi
-          Tim Rengganis Robotic Club FMIPA

            Surabaya, 31 Oktober 2013
            Ketua Pelaksana


Sofatul Marwah
NIM. 113184002


2.   Anggota Pelaksana Kegiatan 1
Nama Lengkap                  : Muhammad Avi Hanani
NIM                                  : 113184018
Tempat Tanggal Lahir       : Surabaya, 11 Oktober 1994
Jenis Kelamin                    : Laki-Laki
Fak/Program Studi            : FMIPA / S1 Pendidikan Fisika
Alamat rumah                     : Jl. Masjid RT.04 RW.01 Ds. Tambak Oso Waru, Sidoarjo
No. HP/Telp                      : 085732546969
Perguruan Tinggi               : Universitas Negeri Surabaya
Waktu untuk kegiatan       : 5 bulan
Riwayat pendidikan          :
2000 – 2006                      : MI Darul Ulum Tambak Oso
2006 – 2009                      :MTs Unggulan Amanatul Ummah Surabaya
2009 – 2011                      : MA Unggulan Amanatul Ummah Pacet
2011 – Sekarang   : Universitas Negeri Surabaya
Pengalaman Organisasi
-          OSIS MTs Tahun 2006 - 2008
-          OSIS MA Tahun 2009 - 2010
-          Karang Taruna Ds. Tambak Oso Tahun 2009 – sekarang
-          BEMJ Fisika Unesa Tahun 2011 – 2012
-          HMJ Fisika Unesa Tahun 2012 - 2013

   
Surabaya, 31 Oktober 2013
Anggota Pelaksana

M.Avi Hanani
NIM.113184018     

3.      Anggota Pelaksana Kegiatan 2
Nama Lengkap                   : Prasetyo Utomo
NIM                                    : 123184241   
Tempat Tanggal Lahir        : Sidoarjo, 18 juli 1994
Jenis kelamin                      : Laki-laki
Fak/Program Studi             : FMIPA / S1 Pendidikan Fisika
Alamat rumah                      :Ds.Wonokupang RT:08 RW:4 Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.
No. HP/Telp                         : 085785819523
Perguruan Tinggi                : Universitas Negeri Surabaya
Waktu untuk kegiatan        : 5 bulan
Riwayat pendidikan          
2000 – 2006                : SDN Wonokupang Sidoarjo
2006 – 2009                : SMPN 2 Balongbendo Sidoarjo
2009 – 2012                : SMAK ”Untung Suropati” Krian
2012 – Sekarang         : Universitas Negeri Surabaya
Pengalaman Organisasi
-          Staff bakmi HMJ Fisika Universitas Negeri Surabaya

Surabaya, 31 Oktober 2013
Anggota Pelaksana

Prasetyo Utomo
NIM.123184241       

Lampiran 2
Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No
Nama
Jabatan dalam Tim
Alokasi waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1
Sofatul Marwah
Ketua
14
Divisi perangkat lunak (mengoperasikan perangkat lunak yang mengatur sensor suhu dan kelembaban udara, dan kecepatan angin)
2
M. Avi Hanani
Anggota 1
10
Divis hardware elektronik (merakit sistem rangkaian elektronik)
3
Prasetyo Utomo
Anggota 2
10
Divisi mekanik (merakit mekanik detektor cuaca)

Lampiran 3
Desain Prototype Detektor Cuaca



0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲