USULAN PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Prototype Detektor Cuaca Ramah Lingkungan sebagai Upaya
Peringatan Dini Untuk Menghadapi Cuaca Ekstrim
BIDANG KEGIATAN:
PKM-KC
Diusulkan oleh:
Sofatul Marwah
|
113184002
|
2011
|
Muhammad Avi
Hanani
|
113184018
|
2011
|
Prasetyo Utomo
|
123184214
|
2012
|
ABSTRAK
Indonesia
merupakan negara yang berada pada posisi strategis, terletak di daerah
tropis dan memiliki berbagai macam pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur dan terdapat banyak
selat dan teluk yang menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca. Perubahan cuaca yang sering terjadi secara tidak
menentu menyebabkan kekhawatiran manusia akan terjadinya bencana alam yang bisa
terjadi tiba-tiba akibat cuaca tidak menentu yang terkadang bisa dikategorikan
sebagai cuaca ekstrim. Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat pesat terutama hal-hal yang dapat membantu
pekerjaan manusia sehingga lebih mudah dan efisien. Baik dalam hal keamanan ataupun
teknologi yang dapat membantu mendeteksi suatu keadaan yang bisa menimbulkan
bahaya, contohnya terjadinya cuaca
ekstrim. Berdasarkan kasus tersebut maka diperlukan
alat yang dapat mendeteksi cuaca
ekstrim secara tepat dan akurat serta otomatis dalam
melakukan tindakan penyelamatan. Oleh karena itu, dirancanglah alat pendeteksi cuaca ekstrim yang ramah lingkungan sebagai upaya
peringatan dini dalam mencegah terjadinya cuaca ekstrim.
Detektor cuaca ini menggunakan sensor suhu (LM35) sebagai pendeteksi temperatur,
sensor kelembaban udara sebagai pendeteksi
kelembaban udara di suatu daerah, dan sensor kecepatan angin sebagai pengukur
kecepatan angin yang dilengkapi TLP – RLP sebagai pemancar dan penerima data
dengan menggunakan mikro kontrol
ATMEGA 16 sebagai pengontrol dan pengatur informasi
suhu dimana dengan komponen tersebut,
alat detektor cuaca ini dapat mendeteksi terjadinya cuaca ekstrim yang bisa membahayakan
bagi manusia.
Kata Kunci : Cuaca
Ekstrim, Sensor suhu LM 35, Sensor
kelembaban udara, Sensor kecepatan
angin (rotary encoder), Mikro kontrol ATMEGA 16, TLP-RLP.
A. JUDUL
Prototype Detektor Cuaca Ramah Lingkungan sebagai Upaya Peringatan Dini
Untuk Menghadapi Cuaca Ekstrim
B. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan
salah satu negara yang berada pada posisi strategis yang terletak di daerah
tropis yaitu diantara
Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, dan dilalui garis
katulistiwa. Indonesia terdiri dari berbagai
macam pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke
timur dan terdapat
banyak selat dan teluk yang menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca.
Cuaca adalah keadaan atau fenomena fisik dari
atmosfer yang berhubungan dengan suhu, tekanan udara, angin, kelembaban udara, awan, radiasi, jarak pandang/visibility, dsb di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Kondisi cuaca di wilayah Indonesia banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin. Semakin tinggi suatu wilayah, maka semakin rendah temperatur udaranya. Sedangkan semakin dekat suatu
tempat dari pantai, maka semakin tinggi suhu udaranya. Kelembaban udara adalah kandungan uap air yang
ada dalam udara dan berpengaruh terhadap pembentukan awan yang akan menyebabkan turunnya
hujan. Semakin tinggi kelembaban udara, maka awan yang terbentuk akan semakin banyak dan kemungkinan akan turun
hujan akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya kelembaban udara dipengaruhi oleh
suhu dan intensitas cahaya matahari. Sedangkan
kecepatan angin dipengaruhi besar kecilnya perbedaan
tekanan di suatu wilayah atau daerah.
Jika perbedaan tekanan itu sangat besar, maka aliran
angin akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya.
Cuaca Ekstrim adalah keadaan fisis atmosfer di suatu tempat, pada waktu tertentu dan
berskala jangka pendek dan bersifat ekstrim. Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengkategorikan cuaca
termasuk ekstrim apabila suhu udara permukaan ≥ 35° C, kecepatan angin ≥ 25 knots, dan curah
hujan dalam satu hari ≥ 50 mm. Cuaca ekstrim ini dapat membahayakan manusia.
Wilayah Indonesia ini terbagi dalam
beberapa provinsi dan pulau-pulau, dimana setiap daerah memiliki kondisi cuaca
yang berbeda, misalnya saat ini di provinsi Jawa Timur khususnya kota Surabaya mengalami
cuaca yang sangat cerah dan panas, sedangkan di kota Malang mengalami cuaca
mendung dan hujan. Pergantian cuaca yang tidak menentu ini menyebabkan
kekhawatiran pada masyarakat akan terjadinya bencana alam atau peristiwa yang
tidak diinginkan. Sehingga dilihat dari kondisi tersebut menyebabkan setiap
orang harus memiliki kewaspadaan diri terhadap akibat cuaca ekstrim yang bisa
membahayakan manusia. Berdasarkan
pada latar belakang di atas, maka dibutuhkan sebuah alat pendeteksi
cuaca. Alat pendeteksi cuaca ini diperlukan sebagai alat yang secara khusus
didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala cuaca ekstrim yang dapat
membahayakan manusia, sehingga dapat memberikan
peringatan dini untuk antisipasi bencana alam akibat cuaca ekstrim. Selain itu,
untuk masyarakat luar yang akan berkunjung ke suatu daerah tertentu dapat melakukan
persiapan yang lebih, baik fisik maupun peralatan lainnya, jika suatu saat
terjadi cuaca ekstrim pada daerah yang akan mereka kunjungi. Dengan demikian diharapkan gejala tersebut dapat ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual
sehingga kejadian yang tidak diinginkan dapat diantisipasi.
C. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu keadaan cuaca
yang tidak menentu karena beberapa faktor misalnya suhu, kelembaban udara, dan
kecepatan angin yang terjadi di atmosfer yang dapat menyebabkan cuaca ekstrim, sehingga dibutuhkan alat ramah
lingkungan yang dapat mendeteksi cuaca ekstrim. Dengan menggunakan bantuan alat
pendeteksi cuaca ini diharapkan peristiwa atau bencana alam akibat cuaca
ekstrim dapat diantisipasi karena gejala cuaca ekstrim dapat dideteksi sedini
mungkin. Hal ini tentunya merupakan langkah konkret agar masyarakat
di suatu daerah aman dari peristiwa yang tidak diinginkan, misalnya banjir,
longsor, dan keadaan cuaca yang sangat panas yang dapat membahayakan manusia.
D.
TUJUAN PROGRAM
Dengan
mengetahui perkembangan IPTEK di era globalisasi ini, maka dibutuhkan suatu
alat yang ramah lingkungan yang mampu mendeteksi gejala cuaca ekstrim yang
diakibatkan oleh pergantian cuaca yang tidak menentu. Tujuan yang ingin dicapai dari program yang akan kami
laksanakan yaitu terbuatnya suatu alat bantu manusia yaitu
detektor cuaca ramah lingkungan dalam mendeteksi dan memberikan peringatan dini
terhadap terjadinya cuaca ekstrim yang sering terjadi secara tiba-tiba. Diharapkan dengan adanya alat
ini, peristiwa akibat cuaca ekstrim dapat diantisipasi sedini mungkin sebelum
menimbulkan efek yang besar. Prototype
detektor cuaca yang akan kami kembangkan ini menggunakan sensor suhu,
kelembaban udara, dan kecepatan angin dilengkapi dengan TLP – RLP yang ramah
lingkungan dimana dengan sensor tersebut dapat mendeteksi terjadinya cuaca
ekstrim. Sehingga ketika terjadi cuaca ekstrim, manusia sudah mendapatkan
peringatan dini untuk siap siaga dan waspada serta mempersiapkan diri dan peralatan
sebagai antisipasi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan akibat cuaca
ekstrim.
E.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Secara umum hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
terciptanya alat bantu manusia atau prototype detektor cuaca yang ramah lingkungan yang
dapat membantu dalam mendeteksi peristiwa
cuaca ekstrim melalui sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin
dilengkapi dengan TLP - RLP. Dengan demikian,
luaran yang kami harapkan yakni terciptanya alat pendeteksi cuaca ramah
lingkungan untuk menciptakan sistem alarm keamanan terhadap terjadinya cuaca
ekstrim.
F.
KEGUNAAN PROGRAM
Program
kegiatan ini didesain untuk meneliti serta membuat detektor cuaca ramah lingkungan dengan
menggunakan sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin dan dilengkapi TLP – RLP yang lebih efisien dan
efektif dalam penggunaaanya yaitu untuk mendeteksi terjadinya cuaca ekstrim
yang sering terjadi secara tiba-tiba sehingga memberikan peringatan dini kepada
manusia akan terjadinya bencana alam yang tidak diinginkan. Nilai tambah dari penelitian dan hasil produk ini bila ditinjau dari
segi IPTEK antara lain:
- Meneliti untuk mendapatkan perlengkapan pembuatan alat pendeteksi cuaca yang lebih sensitif, dapat diandalkan, dan ramah lingkungan
- Rancangan rangkaian yang bisa mendeteksi tingkatan suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin sebagai gejala terjadinya cuaca ekstrim
- Memberikan peringatan dini kepada manusia agar waspada dengan datangnya bencana alam akibat terjadinya cuaca ekstrim.
G. TINJAUAN
PUSTAKA
1.
Micro Control
Mikrokontrol adalah sebuah one chip solusion pada dasarnya
rangkaian terintegrasi (integrated circuit-ic) yang secara lengkap
sebagai komponen pembentuk sebuah computer yang menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari
aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan
oleh programmer.
AVR merupakan seri
mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced
Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus
clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel
dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART,
programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR
juga mempunyai InSystem Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori
program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.
ATMega16. ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat
disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses
(Anggraini, Dian. 2010).
2.
Sensor
Suhu
Sensor suhu merupakan sensor yang
mendeteksi adanya perubahan temperatur di sekitar lingkungan. Apabila terdapat
tanda-tanda terjadinya cuaca ekstrim
yaitu terjadinya kenaikan suhu sekitar
lebih dari ambang batas, maka
sensor suhu akan merespon hal tersebut. Salah satu sensor suhu yang terdapat di
pasaran adalah sensor suhu LM35, dimana
output tegangan keluaran sangat linear berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor
ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang
memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka
akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV
dan memiliki ketetapan 0,5°C pada suhu 25°C. Jangkauan sensor mulai dari – 55°C
sampai dengan 150°C yang bekerja pada tegangan
catu daya 4 sampai 30Volt. IC LM35 penggunaannya
sangat mudah dan dapat difungsikan
sebagai kontrol dari indikator
tampilan catu daya terbelah. IC LM35 dapat dialiri arus 60 mA dari supplay
sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0°C di dalam suhu
ruangan dan ketidak linearannya hanya sekitar ±¼°C serta memiliki impedansi
keluaran yang kecil yaitu 0,1 watt untuk beban 1 mA. Sensor ini mempunyai
pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan
menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface)
rangkaian kontrol yang sangat mudah.
3.
Sensor Kelembaban
Udara
Kelembaban merupakan suatu
tingkat keadaan lingkungan udara basah yang disebabkan oleh adanya uap air.
Salah satu jenis sensor kelembaban udara adalah DT-SENSE Humidity Sensor, yaitu sebuah sistem sensor
cerdas berbasis modul sensor HH10D yang dapat mengukur besarnya kelembaban
nisbi udara di sekitar sensor. Modul sensor cerdas ini memiliki keluaran data
digital yang telah terkalibrasi penuh sehingga dapat langsung digunakan tanpa
perhitungan tambahan. Spesifikasi DT-SENSE Humidity Sensor adalah berbasis mikrokontroler
dan modul sensor HH10D, range
pengukuran kelembaban 1 - 99
% RH, akurasi pengukuran
kelembaban ± 3 % RH, resolusi pengukuran
kelembaban ± 0,1 % RH, jalur I/O kompatibel
dengan level tegangan TTL dan CMOS, memiliki
antarmuka UART TTL (baud
rate 38400 bps) dan I2C (bit rate maksimum 50 kHz), 8 buah DT-SENSE
Humidity Sensor dapat bekerja pada 1 jalur komunikasi I2C, pembacaan data
pengukuran membutuhkan waktu 2 mili detik (maksimum) dan
membutuhkan catu
daya DC 4,8 - 5,4 Volt.
4.
Sensor
Kecepatan Angin
Rotary
encoder adalah
peralatan elektro-mekanik yang menggunakan sensor optik yang menghasilkan
rentetan pulsa-pulsa yang dapat diubah kedalam suatu gerakan, posisi, atau arah. Prinsip kerja dari sensor ini yaitu dengan
menghubungkan poros (shaft) pada sebuah piringan sensor yang terdiri
dari beberapa jalur (track) berupa lingkaran-lingkaran yang konsentris
dan setiap jalur di hubungkan dengan sebuah sumber cahaya dan detektor cahaya.
Sumber cahaya ini berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi cahaya yang
akan mengkonduksikan detektor cahaya jika mengenai bagian yang transparan dari
piringan tersebut. Sehingga, keluaran dari detektor cahaya akan berlogika
rendah. Detektor cahaya ini untuk mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik. Sehingga, masing-masing jalur (track) dapat diketahui MSB (Most
Significant Bit) dan LSB (low Significant Bit) pada outputnya
yang berupa bilangan biner yang menyusun sebuah sandi BCD. Keluaran dari
masing-masing detektor cahaya akan dikontrol dengan NPN open collector dengan
beban sebesar 10KΩ. Transistor ini berfungsi sebagai saklar dan untuk
menguatkan tegangan supaya keluaran dari sensor ini dapat genap +5 V dan 0 V,
hal ini dikarenakan keluaran dari detektor cahaya tidak genap +5 V atau 0 V
tapi sekitar +2,7 V untuk logika tinggi dan sekitar +1,6 V untuk logika rendah.
Jadi keluaran dari transistor akan berlogika tinggi ( + 5 V) jika masukan
berlogika rendah dan begitupun sebaliknya. Sensor ini mempunyai keluaran 11 bit
yang dihubungkan ke mikrokontroler dimana 8 bit LSB masuk melalui port 0 dan 3
bit MSB masuk melalui port 2.0-2.2. Rotary encoder mempunyai ketelitian sampai 0,5 derajat, hal ini disebabkan karena
sensor ini mempunyai pulse/1 putaran sebesar 720 division.
- TLP dan RLP
TLP433.92A (Pemancar) dan RLP433.92A (Penerima) merupakan
alat untuk komunikasi data secara wireless menggunakan media gelombang radio.
Biasanya kedua modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler atau peralatan
digital yang lainnya. Masukan data untuk modul TLP adalah serial dengan level
TTL (Transistor-transistor Logic). Jangkauan komunikasi maksimum dari
pasangan modul RF ini adalah 100 meter tanpa halangan dan 30 meter di dalam
gedung. Ukuran ini dapat dipengaruhi oleh faktor antena, kebisingan, dan
tegangan kerja dari pemancar. Modul TLP433 (pemancar) ini
menggunakan modulasi ASK (Amplitudor Shift keying) dengan frekuensi
kerja adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk mengirimkan data secara serial
ke modul penerima RLP433. Modul RLP433 (penerima) ini sama halnya dengan modul
TLP yang menggunakan modulasi ASK (Amplifier Shift Keying) dengan
frekuensi kerja dari modul ini adalah 433 MHz. Modul ini berfungsi untuk
menerima data yang dikirim secara serial dari modul pemancar TLP43.
H. METODE PENELITIAN
Metode dalam pelaksanaan program di atas didasarkan atas rancangan
pelaksanaan pengembangan dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut :
1. Tahapan pelaksanaan rancangan peralatan mikrokontrol sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan
angin yang
dilengkapi TLP – RLP
2. Tahapan pelaksanaan implementasi hasil
rancangan peralatan mikrokontrol
sebagai alat
detektor cuaca ekstrim
Tahapan pelaksanaan rancangan peralatan mikrokontrol sebagai detektor cuaca ekstrim dalam skala model yang terdiri dari:
1. Tahapan data metode
2. Tahapan pengambilan data karekteristik
3. Tahapan perancangan mikrokontrol sebagai alat pendeteksi cuaca ekstrim berupa:
a. Spesikasi alat yang diinginkan.
b.
Desain rancangan alat sesuai pada lampiran.
c. Kebutuhan komponen untuk proses manufaktur
alat.
4. Tahapan proses pembuatan alat mikrokontrol
suhu, kelembabn
udara, dan kecepatan angin
5. Setelah didapatkan peralatan mikrokontrol hasil dari pelaksanaan
program maka untuk selanjutnya merupakan tahapan
implementasi dari hasil rancangan peralatan mikro kontrol sensor suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin untuk mengetahui peak performance alat apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan.
6. Tahapan revisi dan evaluasi hasil uji coba
alat sebanyak dua tahapan.
7. Pengumpulan data dan teknik analisis data
dengan metode deskriptif kualitatif.
I.
JADWAL KEGIATROGRAM
Kegiatan ini
direncanakan selesai dalam waktu 5 bulan seperti diuraikan dalam tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 2. Rencana Alokasi
Waktu Kegiatan
No
|
Kegiatan
|
Bulan ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Perencanaan
teknis
|
x
|
|
|
|
|
2
|
Pengadaan
alat dan bahan
|
|
x
|
|
|
|
3
|
Penelitian, uji coba, konsultasi serta perbaikan
berkala
|
|
x
|
x
|
x
|
|
4
|
pembuatan alat
|
|
x
|
x
|
x
|
|
5
|
Demonstrasi
alat jadi
|
|
|
|
|
x
|
6
|
Pembuatan
laporan
|
|
|
|
|
x
|
J.
DAFTAR
PUSTAKA
Richard Barnett,
Larry O’Cull, and Sarah Cox. 2007. Embedded
C Programming and the Atmel AVR.
Canada: Thomson Delmar Learning.
Anggraini, Dian.
2010. Aplikasi Mikrokontroler Atmega16
Sebagai Pengontrol Sistem Emergency Dan Lampu Jalan Yang Dilengkapi Dengan
Sensor Cahaya (Ldr) Pada Miniatur Kompleks Perumahan Modern.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35027/3/Chapter%20II.pdf diakses tanggal 23 Oktober 2013 jam 20:15 WIB.
http://www.meteojuanda.info/index.php?option=com_content&view=article&id=36&Itemid=34 diakses tanggal 23 Oktober 2013 jam 20:20 WIB.
http://do-stupid-things.blogspot.com/2010/05/sensor-kelembaban-humidity-and-moisture.html diakses tanggal 23 Oktober 2013 jam 20:20 WIB.
http://jurnalsain-unand.com/FilesJurnal/7891061629%20Wirdaliza.pdf diakses tanggal 24 Oktober 2013 jam 19:10 WIB.
http://telinks.wordpress.com/tag/modul-sensor-suhu-dan-kelembaban/ diakses tanggal 25 Oktober 2013 jam 20:20 WIB.
http://indo-digital.com/alat-pengukur-sensor-kelembaban-udara-wireless-aw001.html diakses tanggal 25 Oktober 2013 jam 20:20 WIB.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12416-2400109512-chapter1.pdf diakses tanggal 26 Oktober 2013 jam 18:15 WIB.
http://jre.elektro.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/9_1_5_30_35.pdf diakses tanggal 26 Oktober 2013 jam 18:15 WIB.
http://eprints.undip.ac.id/25737/1/Makalah.pdf
diakses tanggal 26 jam 22:30 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17026/3/Chapter%20II.pdf
diakses tanggal 26 jam 22:30 WIB
Lampiran 1
Biodata Ketua Dan Anggota
1.
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama lengkap : Sofatul Marwah
NIM : 113184002
Tempat/tanggal
lahir : Sampang, 01 Januari 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Fakultas/program
studi : FMIPA / S1 Pendidikan Fisika
Alamat rumah : Jl.Jokotole 37
Omben RT 001/RW 001, Kec. Omben Kab. Sampang
No. HP/Telp :
085730803029
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Surabaya
Waktu untuk kegiatan : 5 bulan
Riwayat pendidikan
1999 – 2005 :
SDN Omben 1
2005 – 2008 :
SMPN 1 Sampang
2008 – 2011 :
SMAN 1 Sampang
2011 – Sekarang :
Universitas Negeri Surabaya
Pengalaman Organisasi
-
Tim Rengganis
Robotic Club FMIPA
Surabaya, 31 Oktober 2013
Ketua Pelaksana
Sofatul Marwah
NIM. 113184002
2.
Anggota Pelaksana Kegiatan 1
Nama
Lengkap : Muhammad Avi
Hanani
NIM :
113184018
Tempat
Tanggal Lahir : Surabaya, 11 Oktober
1994
Jenis
Kelamin : Laki-Laki
Fak/Program Studi : FMIPA / S1 Pendidikan Fisika
Alamat rumah : Jl.
Masjid RT.04 RW.01 Ds. Tambak Oso Waru, Sidoarjo
No. HP/Telp :
085732546969
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Surabaya
Waktu
untuk kegiatan : 5 bulan
Riwayat
pendidikan :
2000 – 2006 : MI Darul Ulum Tambak Oso
2006 – 2009 :MTs Unggulan Amanatul Ummah Surabaya
2009 – 2011 : MA Unggulan Amanatul Ummah Pacet
2011 –
Sekarang : Universitas
Negeri Surabaya
Pengalaman Organisasi
-
OSIS MTs Tahun 2006 - 2008
-
OSIS MA Tahun 2009 - 2010
-
Karang Taruna Ds. Tambak Oso
Tahun 2009 – sekarang
-
BEMJ Fisika Unesa Tahun 2011 –
2012
-
HMJ Fisika Unesa Tahun 2012 -
2013
Surabaya,
31 Oktober 2013
Anggota
Pelaksana
M.Avi Hanani
NIM.113184018
3.
Anggota
Pelaksana Kegiatan 2
Nama Lengkap : Prasetyo Utomo
NIM :
123184241
Tempat Tanggal Lahir : Sidoarjo, 18 juli 1994
Jenis kelamin : Laki-laki
Fak/Program Studi : FMIPA / S1 Pendidikan
Fisika
Alamat rumah :Ds.Wonokupang
RT:08 RW:4 Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.
No. HP/Telp : 085785819523
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Surabaya
Waktu untuk kegiatan : 5 bulan
Riwayat pendidikan
2000 – 2006 : SDN Wonokupang Sidoarjo
2006 – 2009 : SMPN 2 Balongbendo Sidoarjo
2009 – 2012 : SMAK ”Untung Suropati” Krian
2012 –
Sekarang : Universitas
Negeri Surabaya
Pengalaman Organisasi
-
Staff bakmi HMJ Fisika Universitas Negeri Surabaya
Surabaya,
31 Oktober 2013
Anggota
Pelaksana
Prasetyo Utomo
NIM.123184241
Lampiran 2
Susunan
Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No
|
Nama
|
Jabatan
dalam Tim
|
Alokasi
waktu
(jam/minggu)
|
Uraian
Tugas
|
1
|
Sofatul
Marwah
|
Ketua
|
14
|
Divisi perangkat
lunak (mengoperasikan perangkat lunak yang mengatur sensor suhu dan kelembaban udara, dan kecepatan angin)
|
2
|
M.
Avi Hanani
|
Anggota
1
|
10
|
Divis hardware
elektronik (merakit sistem rangkaian elektronik)
|
3
|
Prasetyo
Utomo
|
Anggota
2
|
10
|
Divisi mekanik
(merakit mekanik detektor cuaca)
|
Lampiran 3
Desain Prototype Detektor Cuaca
0 komentar:
Posting Komentar